PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN



    Kata profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna Kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi. Ciri kenabian tidak hanya mengemban misi yang bersifat spiritual-individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membangun peradaban, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan segala bentuk penindasan atau segala hal buruk (mungkar) yang merusak tatanan kehidupan manusia dan alam. Ilmu profetik dapat diartikan sebagai ilmu yang mengikuti perkataan nabi dan dijadikan landasan untuk melakukan sesuatu.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab, yang akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya, dalam hal apa ia menghabiskannya, tentang ilmunya, dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya, dalam hal apa ia mempergunakannya."

Tiga Pilar Misi Profetik Ilmu

1. Misi Humanisasi (Amar Ma'ruf)
    Yaitu mengandung pengertian bahwa segala aktifitas pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang ilmu haruslah diorientasikan untuk misi memanusiakan manusia. Bukan justru sebaliknya bersifat dehumanisasi.

2. Misi Liberasi (Nahi Mungkar)
   Yaitu mengandung pengertian bahwa segala aktifitas pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang ilmu haruslah diorientasikan untuk misi pembebasan. Pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan, kemiskinan, keterpurukan, eksploitasi, keangkuhan teknologi, dst.

3. Misi Transendensi (Tu'minu Nabillah)
    Yaitu mengandung pengertian bahwa segala aktifitas pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang ilmu haruslah diorientasikan untuk menjadikan manusia mengenal dan dekat dengan Allah SWT. Sebagai Sang Pencipta & Sumber Segala Ilmu (dimensi keimanan). bukan justru sebaliknya dengan ilmu yan la miliki menjadikan manusia skeptis, ateistik dan sombong.

Misi Profetik Ilmu dalam Risalah Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Aalamiin

Tujuan Diturunkan Islam (Maqashid Syariah)

  • Hifdzun-nafs (Melindungi jiwa, nyawa)
  • Hifdzul-'aqt (Melindungi & memajukan akal pikiran)
  • Hifdzud-din (Melindungi agama, keyakinan, termasuk kebebasan beragama)
  • Hifdzun-nasl (melindungi keturunan & generasi)
  • Hifdzul-mal wa al-irdh (melindungi harta, hak milik, dan kehormatan)
  • Hifdzul-bi'ah/Al-alam (melindungi lingkungan/alam)
Tanggung Jawab Ilmuwan
  1. Seorang Ilmuwan bertanggung jawab memegang teguh etika sebagai seorang ilmuwan seperti yang dijelaskan di slide di atas. Tanggung jawab memegang etika tersebut mengandung tanggung jawab besar bagi segenap ilmuwan dalam meneliti, mengembangkan ilmu. dan menerapkan tekhnologi Tanggung jawab tersebut tidak hanya terhadap dirinya, tetapi juga terhadap sesama ilmuwan dan masyarakat umum.
  2. Seorang ilmuwan bertanggung jawab untuk tekun dan jujur dalam penelitian dan penyampaian hasilnya tidak dengan memanipulasi guna meraih popularitas atau keuntungan materi.
  3. Seorang ilmuwan bertanggung jawab menanggapi, atau bahkan meluruskan kekeliruan ilmuwan lainnya, sehingga pernyataan ilmiah yang mereka sampaikan benar-benar andal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Etika Profesi dan Kode Etik Seorang Ilmuan

Etika profesi seorang ilmuan yaitu:

1)   Tidak ada rasa pamrih, artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah                 yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.
2)   Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu
         mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi.
3)   Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera.
4)   Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (believe) dan dengan merasa pasti (conviction)         bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
5)   Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian             yang telah dilakukan.
6)  Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk                                  mengembangkan ilmu dan kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.

Kode Etika Ilmuan

Kode etik merupakan acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan hidup, terutama yang berkenaan dengan proses penelitian untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Ini yang menjadi suatu bentuk pengabdian dan ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  1. Membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah.
  2. Bekerja dengan jujur.
  3. Dilarang memanipulasi data. 
  4. Dilarang plagiarisme.
  5. Selalu bertindak tepat, teliti dan cermat.
  6. Berlaku adil dan hormat terhadap orang lain.
  7. Perlunya etika dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
  
                                                                                🍀








Komentar